MASIGNALPHAS2101
7425642317624470382

Jembatan Lingkar Lapoili, Si Little Maldives di Buton Selatan

Jembatan Lingkar Lapoili, Si Little Maldives di Buton Selatan
Add Comments
Jumat, 11 November 2022

Alhamdulillah, akhirnya keinginan untuk kembali mengunjungi Jembatan Lingkar Lapoili bisa terealisasi. Ini adalah kunjungan ke dua setelah sebelumnya datang bersama my sister Icha di tahun 2021. Sayangnya, saat datang pertama kali, HP ketinggalan di rumah bibi jadi tidak ada dokumentasi. So, saat ada kesempatan ke Buton Selatan lagi, langsung cussss biar bisa foto-foto.

Kali ini jalannya sama duo sepupu yang tinggal di Batauga. Kebetulan bertepatan dengan hari Minggu (07/11/2022), jadi mereka libur sekolah. Kami start dari rumah sekitar pukul 7 pagi dengan menggunakan motor.

Kondisi jalan menuju lokasi wisata terbilang mulus. Sudah berlapis aspal. Di beberapa ruas jalan yang dilewati terhampar pemandangan indah Selat Sampolawa. Kalau datang di siang hari, gradasi warna lautnya sangat memanjakkan mata. Terlebih dilihat dari ketinggian tebing.

TAPI, jangan terlena, pengendara harap waspada dan harus ekstra hati-hati. Teledor sedikit jurang menanti. Yups, kontur daerah Buton Selatan terutama memasuki Kecamatan Sampolawa adalah tebing-tebing tinggi tepat di sepanjang garis pantainya. Sayangnya, masih banyak ruas jalan tanpa pengaman memadai. Semoga ini bisa jadi perhatian pemerintah setempat.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 km, kami sampai di Desa Wawoangi, pemilik si Little Maldives. Desa Wawoangi merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Untuk menuju jembatan lingkar, tepat di depan Kantor Balai Desa Wawoangi, belok ke arah kanan. Masuk ke dalam dengan kontur jalanan menurun.

Setelah jalan beberapa meter, ada pos jaga. Di pos jaga ini, pengunjung membayar bea masuk yang sangat murah. Perorang cukup membayar 5 ribu rupiah. Tapi untuk anak dibawah sepuluh tahun kemungkinan belum diperhitungkan sebab untuk bertiga, kami hanya membayar 10 ribu rupiah.

Selepas pos jaga, jalanan semakin menurun dan curam. Pengendara harus ekstra hati-hati. Jangan sampai terlena dengan pemandangan cantik dari Selat Sampolawa. Sebelum turun ke area parkir, jangan lupa foto dulu dari ketinggian. 


Bersyukur kami datang pagi hari. Pengunjung belum ramai. Hanya ada beberapa warga sekitar yang sedang mandi di laut. Kesempatan emas untuk bisa mengoleksi foto sebanyak-banyaknya dari berbagai sisi. 

Jembatan Lingkar Lapoili secara umum terbuat dari kayu. Didirikan melingkar dengan mengadopsi bentuk bangunan maldives. Jembatan ini dilengkapi beberapa gazebo. Cat lantai warna-warni menambah keindahannya. Air laut yang jernih semakin menguarkan pesona si little Maldives. 


 Tanpa menyia-nyiakan waktu, saya langsung cekrek di beberapa lokasi. Duo sepupu kadang jadi teman foto, kadang juga jadi tukang foto. Sayangnya, mereka tidak seheboh diriku. Setelah keliling-keliling, mereka memilih untuk istrahat di bawah gazebo. Nasib baik, terdapat
lampu-lampu di atas pagar pembatas yang bisa dimanfaatkan sebagai sandaran HP untuk kembali bercekrek ria. 😃😃

Berhubung siangnya sudah harus pulang ke Raha,  sekitar pukul 08.30 WITA saya mengajak duo sepupu balik rumah. Happy dong, akhirnya bisa punya dokumentasi di tempat ini. Si Little Maldives juga jadi pengobat kedongkolan atas kejadian ngenes di Bau-Bau sehari sebelumnya.  

Oh ya, fasilitas penunjang yang tersedia di Lapoili cukup lengkap. Ada mushola, kios-kios sederhana, area parkir yang cukup luas, dan toilet. So, tempat ini recomended jadi pilihan wisata keluarga. Namun, bagi yang memiliki anak kecil, harus selalu di awasi sebab di beberapa titik tidak ada pagar pengaman.


 Salut sama pemerintah desa yang bisa punya ide kreatif ini. Pembangunan Jembatan Lingkar Lapoili adalah inisiatif dari kepala desa yang memerintah pada tahun 2017.  Pembangunannya meggunakan dana desa dan bantuan dari pemerintah daerah dan provinsi.  Karena keindahannya, tahun 2021 Jembatan Lingkar Lapoili mendapatkan penghargaan pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Award untuk Kategori Destinasi Wisata Kreatif.