MASIGNALPHAS2101
7425642317624470382

#ReviewBuku ‘Janji’

#ReviewBuku ‘Janji’
Add Comments
Senin, 31 Oktober 2022

 ➤Deskripsi

Judul: Janji

Penulis: Tere Liye

Tahun terbit: 2021

                                      

➤Review

Novel Janji dibuka dengan  sebuah  tragedi saat kunjungan “tamu agung pesantren”. Pelakunya adalah tiga santri ‘buangan’dari keluarga-keluarga bermasalah –Baso, Kaharuddin, Hasan- . “Tragedi tamu agung” menjadi satu diantara kenakalan yang dilakukan ketiganya dengan tujuan agar dikeluarkan dari sekolah.

Alih-alih dikeluarkan, mereka justru mendapat tugas misterius. Mencari sosok yang diusir dari pesantren 40 tahun sebelum mereka. Santri tersebut bernama Bahar. Seseorang yang juga dikenal nakal pada saat menjadi santri. Sayangnya, kepergian Bahar justru menimbulkan teka-teki pelik bagi Kiyai saat itu. Teka-teki yang pada akhirnya ingin dituntaskan oleh Buya. Buya merupakan anak dari Kiyai yang mengusir Bahar.

Berbekal nama dan sedikit catatan tentang Bahar, ketiganya mulai melakukan pengembaraan. Melacak jejak demi jejak yang mungkin pernah disinggahi oleh Bahar. Dalam pengembaraan inilah penulis memasukkan pesan-pesan pada pembaca sebagaimana ciri khas Tere Liye. Melalui kisah hidup seorang Bahar, ada banyak hikmah yang bisa dicecap oleh pembaca.

Membaca Janji mengingatkan pada alur Tentang Kamu yang juga karya Tere Liye. Dimana petunjuk selalu datang di detik-detik terakhir pencari ingin menyerah. Menyusuri jejak tentang Bahar sama dengan menyusuri jejak tentang Sri Ningsih. Berbekal cerita dari orang-orang yang pernah mengenalnya, Bahar dan Sri Ningsih memberikan banyak pelajaran berharga.

 Berhasilkah ketiganya menemukan Bahar?

Hikmah kehidupan apa yang bisa dipetik dari perjalanan hidupnya?

Teka-teki apakah yang disimpan oleh ayah Buya?

Temukan jawabannya dalam rangkaian lika liku mencari Bahar. 

Berikut beberapa kalimat-kalimat berharga dalam novel “Janji” :

“Semoga perjalanan mengjarakna banyak hal kepada kalian. Orang-orang terbaik di muka bumi selalu melakukan perjalanan. Melihat dunia luas”. (Hal. 40)

  “Itu semua kosong saja, Bos.Palsu. Harta benda. Kekuasaan. Lebih nyata bau tempat selokanku bekerja (Hal. 214)

“Di luar sana orang-orang kadang lupa bagaimana memperlakukan tetangga. Sebaliknya, kau selalu menghormati tetangga, membantunya saat mereka kesulitan, memberikan toleransi saat mereka menggangumu, dan tidak memasukannya ke dalam hati saat mereka membencimu.” (Hal. 229) 

"Bahar memang selalu memeluk erat kehidupan yang tidak kosong itu" (295)

"Aku ingat sekali tahanan yang satu itu. Sungguh aku belajar banyak darinya. Bahkan aku memutuskan berhenti menjadi sipir persis saat dia bebas" (313)

"Masa adaptasi tidak seindah teorinya. Kapasitas penjara yang terbatas, suap-menyuap dan praktis kotor lainnya membuat ruang penampungan menjadi titik pertama jual-beli fasilitas" (324)

"Dia selalu menyayangi orang-orang lemah dan teraniaya. Lima tahun tersebut, aku menyaksikan. Betapa kokohnya dia melakukan itu. Apapun harganya." (338)

"Bahrun adalah Bahrun. Dia selalu spesial.” (464)

"Kita selalu bisa memilih, bersabar atau marah. Bersyukur atau ingkar. Bahkan saat situasi itu memang menyakitkan, boleh jadi tetap ada kebaikan disana. Dan orang-orang yang memang sabar dan bersyukur, dia akan memilih mengingat hal-hal yang baik dibandingkan yang menyakitkan." (Hal. )